Giat Taman Pendidikan Alquran (TPA) Cinta Rasul, Gowa, Sulawesi Selatan, tetap berlangsung selama pandemi Covid-19. Dalam situasi seperti sekarang, menurut TPA Cinta Rasul, mendaras Alquran justru sangat dibutuhkan masyarakat khususnya bagi generasi muda.
“Di saat orang merasa galau, sedih, sakit, tertekan oleh terpuruknya ekonomi, sumpek berdiam di rumah terus, maka Alquran yang dapat mengobati segalanya,” kata Pengelola TPA Cinta Rasul, Abdul Khair, Gowa, 17 November 2020. “Dengan membacanya hati pun menjadi tentram dan tenang.”
Tentunya, lanjut Khair, para guru mengajarkan santri dan santriwatinya dengan menerapkan protokol kesehatan. Mereka memanfaatkan teknologi telepon pintar (smartphone) untuk menggelar kegiatan belajar mengajar jarak jauh. “Setiap hari Senin sampai Jumat, kami mengadakan video call mengaji dengan anak-anak,” katanya.
Tapi tidak semua santri memiliki telepon pintar. Oleh karena itu, tim pengajar Cinta Rasul menyambangi rumah mereka yang belum memiliki gadget agar tak ketinggalan dalam belajar mengaji.
“Kami tetap mematuhi protokol kesehatan, pakai masker dan jaga jarak. Kami meminta izin kepada orang tua santri agar teras rumahnya bisa dipakai untuk mengaji dan orang tua santri sangat senang,” ujarnya.
Saat ini, lembaga pendidikan binaan Yayasan Dana Mustadhafin ini memiliki empat guru dan 90 santri-santriwati. Usia murid TPA membentang dari 7 hingga 12 tahun.
Meski jumlah pengajar terbatas dan ekonomi masyarakat sedang terpuruk akibat wabah, kata Khair, upaya TPA Cinta Rasul tak boleh surut dalam mendekatkan Alquran kepada anak-anak. Jika TPA tak berinisiatif mengajarkan Alquran, Khair khawatir pada masa depan genarasi muda Islam yang kini sedang menghadapi lamanya dampak dari pandemi.
“Bagaimana nasib mereka ke depannya kalau saat ini hanya bermain game di hp dan menonton televisi di rumah? Apa yang bisa diharapkan dengan generasi kita kalau kesehariannya seperti itu?” katanya.
Comments