Setiap orang hidup di alam semesta ini hanya untuk suatu kurun waktu yang sangat terbatas. Maut adalah akhir yang pasti bagi kehidupannya. Tak ada yang dapat menyelamatkan manusia darinya. Allah Swt berfirman: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. An-Nisa: 78)
Namun, akhirat adalah tempat kembali yang kekal. Setelah alam barzakh, orang-orang yang masuk surga akan tetap di sana selama-lamanya. [Yaitu] orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan [olehnya] dan dia datang dengan hati yang bertaubat: “masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan.” (QS. Qaaf: 33-34)
Baca juga Akhirat, Sebaik-baik Tempat Kembali
Dan orang yang masuk neraka ada dua jenis. Orang kafir yang menentang kebenaran akan tinggal di neraka selama-lamanya. Tetapi orang beriman, yang akan masuk neraka karena perbuatan buruknya, pada akhirnya akan masuk surga setelah mereka dibersihkan.
Adapun orang yang celaka maka [tempatnya] di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan nafas dan menariknya [dengan merintih], mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki [yang lain]. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki [yang lain]; sebagai karunia yang tidak putus-putusnya. (QS. Hud: 106-108)
Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan [kekafiran]. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 257)
Baca juga Abu Mustafa: MENCARI MODAL AKHIRAT
Sekelompok orang akan masuk surga dan tinggal di sana selama-lamanya. Masuknya itu mungkin segera setelah Hari Pengadilan. Tidak ada pula batasan sehubungan dengan kuantitas dan kualitasnya. Kita tak dapat membandingkan ganjaran-Nya dengan hal-hal menyenangkan di dunia ini. Menurut Alquran apa saja yang mereka sukai terdapat di surga. Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap [dipandang] mata, dan kamu kekal di dalamnya. (QS. Al-Zukhruf: 71)
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya. (QS. Qaaf: 35)
Bukan saja mereka dapat menikmati apa saja yang mereka sukai, tetapi juga ada hal-hal yang tak dapat mereka bayangkan. Kita biasanya menginginkan apa yang telah pernah kita lihat atau kita alami sebelumnya. Misalnya, orang suka mempunyai rumah besar (dengan taman yang luas dalam suatu ukuran dan dengan kualitas yang dapat diperoleh di dunia ini). Tetapi masih ada nikmat-nikmat lain lagi di surga yang tidak dikenal orang sehingga mereka akan menerimanya tanpa kehendak atau permintaan sebelumnya.
Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu [bermacam-macam nikmat] yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 17)
Dan kita juga tak dapat memahami siksaan neraka. Apinya tak dapat dibandingkan dengan api biasa. Api itu membakar roh maupun jasad. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? [Yaitu] api [yang disediakan] Allah yang dinyalakan, yang [naik] sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, [sedang mereka itu] diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humazah: 5-9)
Orang-orang yang masuk neraka dan menderita siksaan itu berhasrat hendak mati. Mereka berpikir bahwa dengan demikian mereka dapat lepas dari siksaan. Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal [di neraka ini].” (QS. Az-Zukhruf: 77)
Bilamana api membakar kulit mereka, Allah memperbarui kulit itu untuk menderita lagi .
Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain. (QS. An-Nisa: 56)
Imam Ali a berkata dalam doanya: “Wahai Tuhanku! Engkau tahu bahwa akutak dapat menanggung siksaan dan hukuman dari dunia ini dan setiap azab yang terjadi pada penghuninya, padahal azab itu tidak begitu sulit dan tidak lama. Maka bagaimana mungkin aku menanggung siksaan di akhirat dan azabnya yang besar, sementara azab itu sangat panjang waktunya dan tidak berkesudahan, dan para penderitanya tidak diberi istirahat, karena azab itu adalah dari amarah dan dendam dan ketidakridaan-Mu, dan ini tak dapat dilawan oleh langit dan bumi." (Penggalan doa Kumayl)
*Disarikan dari buku Mengenal diri – Muhammad Ali Shomali
Comments