Iman memiliki peran yang sangat signifikan bagi masa depan anak. Karena iman merupakan kekuatan positif yang dapat membentengi seseorang dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan memotivasinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Jika keimanan sudah mengakar di dalam hati mereka maka segala bentuk perintah untuk melaksanakan kebajikan dan menghindari hal-hal yang buruk dengan sangat mudah mereka terima. Keimanan yang mesti ajarkan terlebih dahulu kepada mereka adalah iman kepada Tuhannya, nabinya, dan adanya Ma’ad (Hari Kebangkitan).
Secara logis manusia juga dapat memahami dengan kecerdasannya bahwa Sang Pencipta secara mutlak harus eksis di alam ini. Sebab alam ini tidak mungkin diciptakan tanpa tujuan, yang kedua bahwa manusia sebagai makhluk yang penuh potensi ini dan juga makhluk yang 'dimuliakan' tidak mungkin diciptakan untuk menjadi bangkai yang sia-sia. Amal kebaikan dan keburukan pasti diperhitungkan kelak di suatu tempat. Itu artinya manusia akan hijrah ke kampung akhirat.
Baca juga: Pentingnya Komunikasi Dua Arah dengan Anak
Tiga akidah iman tersebut (iman kepada Allah, Rasulullah, dan Ma’ad) adalah asas fondasi yang terpenting, karena iman merupakan ilmu yakin yang akan mencerahkan jiwa. Iman itu adalah aktivitas batin yang menentukan kualitas keislaman seorang individu muslim.
Iman adalah penggerak semua amal baik. Imanlah sebagai penggerak yang baik untuk seluruh aktivitas ritual. Iman selain bermanfaat di hari nanti, juga memiliki fungsi yang sangat positif di dunia ini. Iman itu menularkan sikap positif dalam kehidupan manusia. Iman kepada Tuhan membuatnya optimis dan yakin, bahwa Tuhan akan selalu membantu dirinya dalam menghadapi segala kesulitan hidup. Manusia yang memiliki iman tidak akan merasa resah, depresi atau stress. Ketika goncangan melanda hidupnya, ia akan semakin tegar. la yakin Tuhan akan berbuat yang terbaik untuk makhluk-Nya.
Manusia yang memiliki keimanan selalu berpikir positif dalam menghadapi segala kemungkinan. Ia akan proaktif mengisi hidupnya dengan kebaikan-kebaikan, karena suatu hari kelak ia akan memanennya. la sadar bahwa dirinyalah yang menentukan kebahagiaan atau kesengsaraan di akhirat kelak. Tak ayal lagi dengan penuh semangat dan kepatuhan yang tinggi ia akan berusaha untuk menyesuaikan gaya hidupnya dengan aturan-aturan syariat. Iman memang faktor yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam proses mendidik anak manusia.
Locke, seorang pakar pendidikan anak mengatakan: “Anak-anak sejak kecil harus memiliki gambaran yang benar tentang Tuhan. Bahwa Tuhan itu Maha Penyayang, menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan manusia, penuh perhatian dan juga Mahalembut. Tuhan jangan digambarkan di dalam benak anak-anak sebagai wujud yang misterius dan menakutkan. Karena anak-anak jika tahu bahwa Tuhannya itu Maha Penyayang ia akan mencintainya. Kemudian secara bertahap ia akan belajar meminta pertolongan kepada-Nya.”
Dana Mustadhafin
Comments