Masing-masing anak memiliki potensi yang berbeda dari sisi kecerdasan. Sebagian anak sangat cerdas, sebagian lagi sedang dan sebagian lainnya kurang. Beberapa minggu setelah lahir, tanda-tanda perbedaan ini akan tampak.
Bentuk saraf dan otak anak diwarisi dari ayah dan ibunya atau salah satu dari kakeknya, dan oleh karena itu tingkat kecerdasan masing-masing anak berbeda. Namun, faktor genetik bukan merupakan satu-satunya faktor bagi kecerdasan, tetapi lingkungan pendidikan terutama perilaku ayah dan ibu dan orang-orang yang ada di sekelilingnya juga sangat berpengaruh kepada tingkat perkembangan kecerdasan anak.
Dalam bukunya Agar Tak Salah Mendidik, Prof. Ibrahim Amini menuliskan bahwa setiap anak yang dilahirkan dengan masing-masing wataknya dalam lingkungan yang berbeda akan mengalami tingkat perkembangan kecerdasan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, sampai batas tertentu pendidikan dapat memberikan pengaruh pada tingkat kecerdasan anak, meskipun tidak semua anak sama, dan faktor-faktor lain juga tidak bisa diabaikan.
Perkembangan akal anak sudah dimulai sejak pertama kali ia lahir, karena hubungan ia dengan dunia luar telah dimulai sejak saat itu. Pada masa dua tahun pertama kehidupannya ia mengenal benda-benda dan orang-orang, belajar banyak hal, memperoleh banyak pengalaman dan kemudian menyimpan hasilnya dalam ingatannya. Secara terus menerus rasa ingin tahu anak semakin bertambah ia terus berusaha menambah pengetahuan yang dimilikinya. Namun demikian, kondisi lingkungan tempat ia tinggal juga berpengaruh pada tingkat kecerdasannya.
Oleh karena itu, pengembangan kecerdasan anak harus sudah mendapat perhatian sejak ia lahir, dan berbarengan dengan munculnya secara perlahan berbagai potensi anak harus sudah disiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perkembangannya, sehingga dengan begitu tersedia lahan bagi perkembangan otaknya. Seorang ibu, dengan berkata-kata, memandang dan tersenyum ke wajah anak telah membantu memperkuat kemampuan mengenal dan membedakan anak, sehingga dengan begitu anak dapat mengenal ibunya, kenal dengan suaranya, dapat membedakan wajahnya dari wajah-wajah yang lain, dan dengan melihat wajah ibunya ia merasa gembira.
Memberikan mainan yang sesuai, dengan warna-warna yang menarik dan bermacam-macam, dalam ukuran besar dan kecil, yang dapat mengeluarkan suara, bergerak, dalam bentuk berbagai binatang atau perkakas rumah, sangat bermanfaat bagi peningkatan kecerdasan anak. Karena dengan begitu anak dapat mengenal berbagai macam warna, berbagai macam suara, ukuran besar dan kecil sesuatu, rupa-rupa binatang dan perkakas rumah, dengan begitu tentunya kecerdasan anak akan meningkat.
Orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain sesuai dengan kehendaknya dan menambah pengetahuan dengan berbagai percobaan yang dilakukannya. Sebaiknya orang tua tidak ikut campur pada apa yang dilakukan anak. Namun demikian, orang tua dapat bermain dengannya sebagai teman bermain dan membantunya pada saat-saat diperlukan.
Perlu kami ingatkan di sini, orang tua tidak harus menyediakan mainan-mainan yang mahal bagi anak, karena anak mau bermain dengan mainan apa pun yang disediakan. Anda dapat membeli untuknya mainan yang murah atau membuatnya sendiri. Anak-anak suka sekali bermain dengan batu, tanah dan air, dan oleh karena itu orang tua jangan melarangnya. Rasa ingin tahu adalah sebuah naluri bagi anak. Sebagai contoh, setiap kali ada benda di tangannya maka ia akan memasukkannya ke mulutnya, menggerakkannya, melemparnya, memencetnya atau merobeknya. Di sini, selama tidak mendatangkan bahaya, orang tua harus memberinya kebebasan untuk mencoba dan menambah pengetahuannya.
Baca juga: Mendidik Anak dengan Keteladanan
Ketika ia sudah cukup besar dan punya kemampuan bergerak, dengan antusias ia akan bergerak ke sana ke mari, menjangkau segala yang dilihat, dan menumpahkan segala sesuatu. Di sini pun, sedapat mungkin orang tua harus memberinya kebebasan kepadanya untuk melakukan percobaan, menambah pengetahuannya dan meningkatkan kecerdasannya. Di sini, tentunya oang tua harus menjauhkan benda-benda berbahaya dan benda-benda berharga yang mudah pecah dari jangkauannya.
Alhasil, secara umum dapat dikatakan bahwa anak adalah makhluk yang punya rasa ingin tahu yang besar, sejak pertama lahir ia senantiasa berada dalam proses memahami, mengenal dan mencoba. Pada mulanya lingkaran kawasan rasa ingin tahunya masih terbatas dan lemah, namun semakin ia besar dan menjangkau fasilitas yang lebih banyak maka lingkaran kawasan rasa ingin tahunya pun semakin bertambah luas. Di sini, ayah dan ibu dapat membantu mengembangkan kecerdasannya.
Dana Mustadhafin
Comments