top of page

Mengapa Allah Swt Menguji Manusia?

Diperbarui: 7 Des 2021


Ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah Swt kepada manusia pada dasarnya bertujuan untuk pendidikan. Allah Swt menguji manusia dengan tujuan membuat bakat-bakat yang tersimpan menjadi nampak (mengubah sesuatu dari wujud potensi menjadi aktual) dan pada akhirnya untuk mendidik para hamba, sebagaimana baja harus dimasukkan ke dalam tungku pembakaran terlebih dahulu untuk menghasilkan baja yang berkualitas tinggi, demikian juga halnya dengan manusia pun harus ditempa dan dididik terlebih dahulu dengan musibah-musibah yang berat dan kesulitan yang beragam untuk menjadi insan berkualitas baja dan tahan tempa.



Pada hakikatnya, ujian dari Allah Swt ini mirip dengan pekerjaan seorang tukang kebun yang telah mempunyai banyak pengalaman dalam menebarkan biji-biji yang berpotensi di atas tanah-tanah yang telah siap. Biji-biji ini akan memulai perkembangan dan pertumbuhannya dengan memanfaatkan sumber-sumber alami, dan secara bertahap, ia akan bertahan melawan kesulitan dan perubahan yang ada di sekitarnya, berdiri tegak ketika berhadapan dengan topan besar, dingin yang mematikan dan panas yang membakar sehingga ia melahirkan bunga-bunga yang cantik, atau berubah menjadi pokok pohon yang rimbun dengan buah yang merumpun yang akan bisa membawanya untuk melanjutkan perjalanan hidupnya dalam menghadapi segala kesulitan.

Untuk menghasilkan seorang serdadu yang kuat dan kokoh di medan perang, para tentara dan serdadu harus dibawa ke medan-medan perang buatan, dan meninggalkan mereka di dalam keadaan yang sulit, seperti kehausan, kelaparan, dingin, panas dan kondisi-kondisi kritis, sehingga mereka menjadi serdadu yang kuat dan matang. Inilah yang dinamakan dengan rahasia dari ujian Ilahi.


Allah Swt berfirman: “… dan Allah [berbuat demikian] untuk menguji apa yang ada di dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang berada di dalam hatimu.” (QS. Ali Imran: 154)

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra memberikan penjelasan yang penuh makna tentang filosofi ujian Ilahi ini dalam ungkapannya: “Dan meskipun Allah lebih mengetahui keadaan spiritual para hamba-Nya daripada mereka sendiri, akan tetapi Dia tetap memberikan ujian kepada mereka untuk menampakkan perbuatan-perbuatan baik dari perbuatan yang buruk dan sebaliknya, dan ini merupakan tolok ukur perolehan pahala atau siksa.”

Allah Swt memberi cobaan kepada para hamba-Nya supaya mereka memanifestasikan bakat dan potensi terpendam mereka dalam bentuk perbuatan, dan mengembangkannya menjadi aktual, sehingga bisa ditentukan apakah mereka berhak untuk mendapatkan pahala ataukah siksa.


Dana Mustadhafin

Opmerkingen


bottom of page