Islam diturunkan oleh Allah Swt sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dibawakan Nabi Muhammad ﷺ sebagai manusia yang laku dan adabnya sangat mulia. Maka siapa pun yang mengaku beriman kepada Allah dan Nabi-Nya wajib berperilaku sesuai yang dicontohkan dan ajarkan.
Sebagai agama yang rahmatan lil’alamin Islam melarang penganutnya untuk berbuat zalim kepada siapa pun, bahkan kepada seekor semut sekali pun. Sayidina Jafar Shadiq ra pernah berkata: "Beruntunglah, demi Allah, orang-orang yang berbuat kebajikan. Tahukah engkau siapa mereka? Mereka adalah orang-orang yang tidak menyakiti seekor semut pun."
Kita sebagai mukmin juga harus hidup harmonis dengan sesama manusia apa pun agama, ras, dan kelas sosialnya. Dengan tidak mengganggu ketenangan dan hak hidup mereka dikatakan oleh Rasul ﷺ sebagai sedekah. Beliau bersabda: "Cegahlah dirimu dari mengganggu manusia karena sesungguhnya hal itu merupakan sedekah yang engkau sumbangkan untuk dirimu.”
Jika mengganggu dan menyakiti semut dan sesama manusia saja tidak diperbolehkan dalam Islam, apalagi jika kita menyakiti saudara seiman, tentu akan menjadi dosa yang sangat besar dan akan membawa kita ke neraka terdalam.
Allah Yang Mahatinggi berfirman: "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. al-Ahzab: 58)
Rasulullah ﷺ banyak bersabda tentang larangan menyakiti sesama mukmin, bahkan beliau menyamakan seseorang yang menyakiti seorang mukmin sama dengan menyakiti beliau. Beliau bersabda: "Barang siapa menyakiti seorang mukmin sesungguhnya dia telah menyakitiku."
Baca juga: Kesalehan Diukur dari Akhlak
Bahkan jika menatap seorang mukmin dengan maksud menakut-nakutinya, menurut Rasulullah ﷺ maka ia akan ditakut-takuti Allah pada Hari Kiamat. Rasul bersabda. "Barang siapa menatap seorang mukmin dengan tatapan untuk menakut-nakutinya, niscaya Allah Yang Mahatinggi akan menakut-nakutinya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya."
Jangan pula kita membuat mereka sedih, karena harta dunia yang dimilikinya tidak akan sanggup untuk menebusnya. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa membuat sedih seorang mukmin, kemudian dia memberinya (seluruh kekayaan) dunia, maka hal itu tidak dapat menjadi penebus kesalahannya, dan dia tidak diberi pahala.”
Dana Mustadhafin
Comments