top of page

Kisah Seorang Lemah Akal Salah dalam Berdoa



Dikisahkan dalam kitab Ad-Dar al-Ukhra suatu hari, seorang Arab Badui mendatangi Rasulullah Saw dan berkata kepada beliau:

“Ya Rasulullah! Sesungguhnya engkau telah mengajarkan kepada manusia doa-­doa yang banyak. Akan tetapi, aku hanyalah seorang buta huruf dan lemah (akalnya) serta tidak mampu menghafal semua doa yang panjang itu. Karena itu, ajarilah aku doa pendek yang cukup dan bermanfaat bagiku.”


Rasulullah Saw bersabda kepadanya: “Ucapkanlah: Ya Illahhi, Anta Rabbi wa ana abdu-Ka (wahai Tuhanku! Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu). Doa ini sudah cukup bagimu.”



Orang Arab Badui itu pun merasa bahagia dan pergi dengan senang hati. Akan tetapi, ia hanyalah seorang yang lugu dan buta huruf serta berasal dari pendudukpedalaman sehingga tidak mampu membaca doa itu dengan bacaan yang benar, meskipun sangat pendek dan hanya terdiri dari satu kalimat. Orang Arab Badui itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa:


Illahi! Anta 'abdi, wa ana rabbu-Ka (Wahai Tuhanku! Engkau adalah hambaku, dan aku adalah tuhan-Mu).”


Setiap kali orang Arab Badui itu mengucapkan doa tersebut, terjadilah kegaduhan dan kekacauan di kerajaan langit. Para malaikat gemetar dan gelisah karena kelancangan orang Arab Badui itu. Kemudian, suatu hari malaikat Jibril as turun menemui Rasulullah Saw dan berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah! Sungguh, engkau mengetahui bahwa orang laki-laki yang buta huruf dan lugu itu telah mengucapkan kalimat doa yang tidak ia ketahui maknanya. Ia mengucapkannya dalam bentuk kalimatyang mengandung kekafiran.”



Rasulullah Saw menyuruh sahabatnya untuk menghadirkan orang Arab Badui itu dan bertanya kepadanya: “Maukah engkau membacakan kepadaku doa yang telah kuajarkan kepadamu?”


Orang Arab Badui itu menjawab: “Tentu, ya Rasulullah. Sungguh, aku bahagia dengan doa yang telah engkau ajarkan kepadaku, dan setiap kali aku mengucapkan kalimat doa yang pendek itu, aku berharap mendapatkan pahalanya.”


Kemudian ia pun membacakan doa itu di hadapan Nabi saw. Beliau berberkata kepadanya: “Sungguh, yang engkau ucapkan berlawanan dengan apa yang telah kuajarkan kepadamu. Janganlah sekali-kali mengulangi bacaan seperti itu, karena engkau melakukan kekafiran dengan ucapan itu.”


Orang Arab Badui itu merasa sangat sedih, menyesali apa yang telah diucapkannya itu, dan berkata: “Ya Rasulullah! Kalau begitu, aku telah berbuat kafir kepada Allah selama beberapa waktu tanpa kusengaja. Aku berharap engkau mau mengajarkan kepadaku bagaimana caranya agar aku dapat menebus dosaku dan memperbaiki kesalahanku.”



Allah Swt pun mengutus Jibril as turun menemui Rasulullah Saw dan berkata kepada beliau: “Ya Rasulullah, Allah Swt berfirman, ‘Jika kesalahan itu terjadi dari hamba-Ku, maka itu mustahil berasal dari-Ku. SesungguhnyaAku melihat hati hamba-Ku, bukan lisannya. Jika hamba-Ku itu berbuat salah dengan lisannya, dan ia mengucapkannya tanpa sengaja dan hatinya penuh dengan keimanan, maka Aku menganggap kesalahannya itu sebagai kebenaran, dan Aku mengampuninya.’”


*Dinukil dari buku Kisah-kisah Teladan Sepanjang Hidup - Ayatullah Dastghib


Commenti


bottom of page