Diriwayatkan terdapat dua orang datang berkunjung ke rumah Sayidina Ali, kedua tamu tersebut adalah bapak dan anak. Sayidina Ali pun sangat senang dengan kedatangan mereka, beliau pun menghormati mereka dan mempersilahkannya duduk di depan majelis, sementara beliau sendiri duduk di tempat yang lebih rendah.
Kemudian beliau memerintahkan Qanbar (pembantunya) untuk menjamu mereka. Qanbar menghidangkan makanan dan meletakkannya di hadapan mereka. Setelah menyantap makanan yang disediakan, Qanbar membawa wadah berisi air dan sehelai handuk kecil untuk membersihkan tangan.
Baca juga: Kesalehan Diukur dari Akhlak
Namun tanpa disangka oleh kedua tamu tersebut, Sayidina Ali malah mengambil wadah air dan handuk tersebut serta duduk di sisi tamu untuk membersihkan tangannya. Orang tua itu merasa malu dan tak membiarkan beliau melakukan hal tersebut. Dia langsung berdiri seraya berkata: “Bagaimana mungkin saya membiarkan Anda menyiram tangan saya dan membersihkannya.”
Sayidina Ali berkata: “Allah ingin agar antara Anda dan anak Anda ini tidak ada perbedaan, dan tidak ada di antara mereka yang merasa lebih mulia dari selainnya. Dan dengan khidmat ini, Allah akan menganugrahkan pahala berlipat ganda kepadaku...”
Akhirnya, dengan terpaksa tamu yang posisinya adalah orang tua dari tamu yang menerima perkataan Sayidina Ali dan duduk di tempatnya semula, sementara Sayidina Ali menyiramkan air ke tangannya dan mencucinya. Kemudian, beliau memberikan handuk kecil itu kepadanya dan dia pun membersihkan tangannya sendiri.
Baca juga: Akhlak Mulia Sang Nabi
Ketika itulah Sayidina Ali berkata: “Demi Zat yang aku kenal, perbuatan ini sangat membuat hatiku tentram, sehingga aku tak mendapatkan sedikit pun perbedaan dalam hal mencuci tanganmu, antara diriku dengan Qanbar.”
Ketika sampai pada giliran anak dari tamu tersebut, Sayidina Ali memberikan wadah dan handuk itu kepada putranya yang bernama Muhammad Hanafiyah, dan berkata kepadanya: “Engkau yang mencuci tangan anak itu.”
Muhammad Hanafiyah pun mematuhi perintah ayahnya. Sayidina Ali berkata kepada putranya: “Putraku, seandainya kedua tamuku, antara bapak dan anak ini tidak datang bersamaan, niscaya aku akan mencuci tangan mereka, baik yang datang itu bapaknya ataupun anaknya. Tetapi karena mereka datang berdua secara bersamaan, Allah tak ingin menyikapi sama antara bapak dan anaknya. Oleh karena itu, lantaran aku adalah ayahmu, maka akulah yang mencuci tangan ayahnya, sedangkan engkau mencuci tangan anaknya.”
Dana Mustadhafin
Comments