Diriwayatkan di dalam Bihar al-Anwar bahwa pada suatu hari yang sangat panas Imam Ali bin Abi Thalib a.s. keluar dari rumahnya. Bayangan tembok telah menurun dan matahari sangat panas. Keringat Imam mengucur deras. Salah seorang sahabatnya melewati beliau dan bertanya: “Wahai Amirul Mukminin! Ini adalah waktu yang tepat untuk istirahat, ayo kembali ke rumah dan berteduhlah. Kenapa Anda keluar dalam cuaca seperti ini dan duduk di jalan?”
Beliau menjawab: “Aku keluar rumah dengan harapan mungkin saja aku bisa menolong seorang yang terzalimi. Jika ada pertengkaran, mungkin aku bisa mendamaikannya.”
Pada saat itu seorang perempuan wanita muncul menangis dan berkeluh kesah serta berkata: “Wahai Ali! Adakah keadilan untukku.”
Baca juga Kisah Hikmah: Si Fakir yang Dermawan
Imam Ali bertanya: “Apa yang terjadi?”
Wanita itu menjawab: “Suamiku telah memukulku dan mengusirku dari rumah dan dia juga telah bersumpah untuk tidak mengakuiku lagi. Aku tidak memiliki tempat lain selain rumah suamiku.”
Mendengar hal ini, Imam Ali langsung berdiri dan bertanya: “Di manakah rumahmu?”
Wanita itu menunjuk arah menuju rumahnya, dan Imam a.s. berangkat dengan wanita itu menyertainya di belakangnya, beliau tidak pernah berhenti sedikit pun hingga sampai ke rumah itu. Imam lalu memanggil dan menasihati pria itu. Singkat cerita, akhirnya Imam bisa menjadikan wanita itu masuk kembali ke dalam rumahnya dan memerintahkan suaminya untuk memperlakukannya dengan cinta, kebaikan, dan kasih sayang.
Baca juga Kisah Hikmah: Syarat Terkabulnya Doa
Dari kisah di atas kita semua dapat melakukan kebaikan untuk mendamaikan seseorang yang tengah bertengkar, tentu sesuai dengan kemampuan. Apalagi di bulan Ramadan yang suci seperti sekarang. Wahai orang-orang yang menunggu kemunculan Imam Mahdi! Ketahuilah bahwa pekerjaan beliau adalah untuk kemajuan dan perdamaian. Jika kalian suka kepada perdamaian dan kemajuan, maka mengapa kalian tidak bekerja untuknya? Ketika Imam Mahdi muncul, beliau akan muncul untuk perdamaian dunia, sehingga semua orang akan menjadi saleh.
*Dikutip dari buku Bermasyarakat Menurut Alquran - Dastghaib Shirazi
Komentarze