Alquran dalam berbagai ayatnya telah menyingkap rahasia-rahasia hukum alam, termasuk yang terkait dengan benda-benda ruang angkasa. Penyingkapan rahasia seperti ini tidak mungkin dapat dilakukan oleh seseorang yang tidak pernah belajar tentang hal itu sebelumnya jika tanpa keterlibatan wahyu. Memang, Alquran bukanlah kitab ilmiah yang menjelaskan hukum-hukum alam secara sains. Kalaupun Alquran berbicara tentang beberapa rahasia alam semesta maka itu tak lain merupakan faktor tarbiah, akhlak dan ilmu ketuhanan di balik semua itu, mengingat Alquran adalah kitab petunjuk, pedoman dan tarbiah bagi manusia.
Sesuai kondisi keilmuan di zaman Rasulullah Saw, pengungkapan Alquran atas rahasia-rahasia semesta terbukti dilakukan dengan kecermatan, seperti melalui isyarat dan tamsil karena fakta-fakta ilmiah masih terlampau sulit untuk dimengerti oleh masyarakat saat itu. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang dibarengi kemajuan sains yang mampu menyingkap tabir demi tabir rahasia alam semesta, hakikat-hakikat ilmiah dalam Alquran pun secara praktis ikut terungkap.
Berikut ini kita dapat menyimak pandangan Alquran tentang beberapa hukum alam:
Pergerakan Bumi
Pada masa Alquran diturunkan, teori ilmiah yang dominan di tengah kalangan intelektual ialah teori geosentris yang menyebutkan bahwa bumi tidak bergerak, sementara benda-benda langit lainnya seperti matahari dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi. Namun, Alquran dengan tamsil dan isyaratnya yang sangat indah telah menyebutkan pergerakan bumi yang menyalahi teori tersebut. Alquran menyebutkan: “Yang telah menjadikan bagimu bumi bagaikan buaian ibu.” (QS. Thaha: 53)
Ayat suci ini menggunakan kata "mahd" atau "buaian" untuk menggambarkan gerakan bumi yang sedemikian tenang dan nyaman sebagaimana ayunan gendongan ibu yang bisa membuat bayinya merasa tenteram dan tidur nyenyak. Seperti "buaian" itulah gerakan bumi pada poros maupun pada garis edarnya, yang ditujukan antara lain untuk menciptakan ketenangan bagi manusia sesuai kebutuhannya.
Di bagian lain Alquran juga menyebutkan gerakan gunung-gunung di atas bumi, “....dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka mereka tetap di tempatnya, padahal mereka berjalan sebagaimana awan berjalan.” (QS. al-Naml: 88)
Gerakan gunung-gunung yang disebut dalam ayat ini tidak mungkin terjadi tanpa gerakan bumi yang menjadi pijakannya. Jadi, makna dari gerakan gunung-gunung itu ialah bahwa bumi dalam keadaan bergerak, dan gerakannya pun mirip dengan gerakan awan yang tenang tanpa menimbulkan suara dan membuat kebisingan. Realitas alam berupa pergerakan bumi ini diungkap oleh Alquran sekitar satu milenium sebelum ditemukan dan dinyatakan oleh Galileo dan Copernicus.
Alquran juga mengisyaratkan perihal tata surya, di mana matahari dan bulan bergerak pada poros dan garis edarnya masing-masing. (QS. Yasin: 38-40)
Dengan demikian, selain tentang pergerakan bumi, Alquran juga telah menyebutkan pergerakan matahari dan bulan, dan ini bertentangan dengan teori Ptolomeus yang dominan saat itu. Lebih jauh, Alquran juga memberikan isyarat tentang bulatnya bentuk bumi.
Perkawinan Tanaman Melalui Angin
Fakta ilmiah lain yang diungkap Alquran secara menakjubkan ialah kebutuhan sebagian jenis tanaman pada perkawinan melalui angin, “...dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan [tumbuh-tumbuhan].” (QS. al-Hijr: 22)
Dalam ayat-ayat Alquran lainnya disebutkan bahwa Allah Swt menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, termasuk tumbuh-tumbuhan. Di antaranya, “....dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. al-Dzariyat: 49)
Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (QS. Yasin: 36)
Keberpasangan tumbuhan baru diungkap oleh ahli botani Swedia, Carl Linnaeus pada abad ke-18, meskipun di masa lalu sudah ada keyakinan demikian pada beberapa jenis tumbuhan, termasuk kurma.
Gravitasi Universal
Sedemikian fenomenalnya hukum gravitasi universal sehingga sebagian orang menyebut abad ke-18 sebagai Abad Newton, sang penemu hukum gravitasi. Menurut hukum ini, setiap benda selalu memiliki gaya tarik menarik dengan benda lain; semakin dekat jarak antara satu benda dengan benda lainnya semakin besar pula tarik menarik antara keduanya, dan semakin jauh jaraknya semakin kecil pula tarik menarik antara keduanya.
Kemudian, pada benda-benda berotasi (bergerak melingkar) juga terdapat gaya pelepasan dari pusat (gaya sentrifugal), sehingga ketika gaya gravitasi sebanding dengan gaya sentrifugal maka benda itu akan berputar secara konstan mengelilingi benda lain. Benda-benda langit seperti bintang dan planet sebagian besar terikat oleh dua gaya tersebut sehingga terjadi keadaan saling mengitari.
Realitas alam semesta ini sudah diisyaratkan oleh Alquran 14 abad silam dalam sebuah ayatnya, “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang [sebagaimana] yang kamu lihat.” (QS. al-Ra'd: 2)
Di ruang angkasa ada banyak bintang dan planet yang terus bergerak di garis edarnya. Alquran menggambarkan langit sebagai atap bangunan yang disanggah oleh tiang yang tak terlihat oleh mata. Tiang yang tak terlihat itu maksudnya tak lain adalah gaya tarik dan gaya tolak yang menahan dan menyanggah objek-objek langit.
Semua ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Alquran bukanlah buah pikiran pribadi Rasulullah saw, melainkan wahyu dari Allah yang diturunkan pada diri Rasulullah agar menjadi petunjuk bagi umat manusia.
*Disarikan dari buku Panorama Pemikiran Islam – Ayatullah Ja’far Subhani
Commentaires