Sosok ibu adalah orang pertama yang menjadi guru bagi anak-anaknya dalam universitas kehidupan, apabila seorang ibu tidak memiliki pengetahuan yang memadai maka generasi selanjutnya akan menjadi manusia yang tidak dapat diharapkan. Maka dari itu seorang perempuan wajib memiliki pengetahuan untuk kelak mendidik anak-anaknya. Jenis pengetahuan apa sajakah yang diperlukan? Berikut di antara pengetahuan yang wajib dimiliki seorang ibu:
Agama, Moral, Etika, dan Tradisi
Keyakinan seorang ibu yang berpijak di atas prinsip dan pengetahuan akidah yang kokoh dan sempurna jelas sangat berpengaruh terhadap perkembangan spiritual anak. Apabila berpengetahuan dangkal serta tidak bersandar pada prinsip prinsip dan dalil-dalil yang logis, seorang ibu tak akan sanggup mempertahankan akidahnya. Karenanya, seorang ibu harus mengetahui betul bobot akidahnya dan wajib mempelajari ushul serta furu' akidah.
Selain itu, dirinya juga harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai persoalan keislaman berikut cabang-cabangnya. Termasuk pula persoalan-persoalan yang menyangkut hak-hak umat manusia, proses pengadilan, dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Lagi pula, sosok ibulah yang membangun landasan moral bagi anak. Apabila landasan moral kaum ibu begitu rapuh, bagaimana mungkin mereka sanggup mendidik anak-anaknya dengan baik?
Landasan moral kaum ibu harus teguh, kukuh, dan tegak di atas segenap kaidah kebajikan sosial. Adapun, jika kaidah-kaidah kebajikan tersebut mudah goyah, tidak stabil, dan berubah dari waktu ke waktu, niscaya kaum ibu tidak akan mampu membangun masyarakat yang ideal. Lebih dari itu, prinsip serta pemikiran moral harus berpijak di atas akidah Islam. Dengan begitu, kaum ibu akan memiliki semangat yang tinggi untuk menguatkan bangunan moral, ketakwaan, dan kesucian diri anak-anaknya.
Seorang ibu juga harus mengusai betul ilmu kemasyarakatan, prinsip dan etika kehidupan, serta tata krama pergaulan (seperti cara santun ketika duduk atau berdiri, ketika berbicara atau diam, serta dalam menyapa dan berhubungan dengan orang lain). Semua itu harus tegak di atas landasan pemikiran yang benar dan kokoh.
Bahasa dan Pengetahuan Umum
Insan yang pertama kali mengajarkan anaknya mengucapkan kata-kata adalah ibu. Ya, kaum ibulah yang menjadikan anaknya mampu berbicara. Perlu digaris bawahi bahwa kekeliruan anak dalam mengeja atau mengucapkan sesuatu sejak usia dini akan terbawa hingga dewasa. Oleh sebab itu, beban yang harus dipikul kaum ibu sebagai guru pertama adalah menjadikan anak-anaknya memiliki wawasan berbahasa yang luas; pengucapan yang benar, pengetahuan umum, dan penggunaan kata-kata yang sesuai pada tempatnya. Dengan menunaikan semua itu, niscaya kaum ibu akan mampu mempersembahkan generasi unggulan kepada masyarakat.
Kaum ibu memang tidak perlu menjadi ilmuwan atau penemu dan memiliki ijazah perguruan tinggi. Namun, mereka tetap harus memiliki pengetahuan, sekalipun hanya sedikit. Itu dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari kerusakan. Selain pula agar kehidupan keluarga diliputi nikmat kesehatan.
Jika diperhatikan, seorang anak usia sekolah dasar akan membandingkan ibunya dengan gurunya di sekolah. Apa daya, acapkali terjadi anak-anak tersebut harus merekam gambaran buruk dalam otaknya tentang sosok ibunya sendiri (yang memang berperilaku dan berpola pikir buruk). Sejak saat itu, hubungan antara anak dan ibu mulai merenggang. Dan hubungan tersebut akan bertambah renggang bila sang ibu menerapkan pergaulan yang keliru kepada anaknya yang tengah memasuki usia remaja. Oleh sebab itu, kaum ibu harus memiliki kesiapan dan kebijakan berpikir sehingga dapat mengatur anak-anak serta keluarganya.
Pengetahuan Kesehatan
Tahun demi tahun, kita menyaksikan dengan hati pilu kematian sejumlah besar anak yang baru lahir. Penyebabnya tak lain dari ketidaktahuan kaum ibu tentang kaidah-kaidah kesehatan. Kaum ibu wajib memahami masalah kesehatan. Ketidaktahuan kaum ibu mengenainya akan memicu lahirnya berbagai kesulitan. Setidaknya, kaum ibu harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama dan pengobatan sederhana, seperti membalut Iuka. Dengan demikian, kaum ibu tak perlu membawa anaknya ke dokter hanya karena penyakit yang ringan.
Pendidikan dan Pemeliharaan Anak
Sesuai dengan kodratnya, ketika akan menikah, kaum perempuan akan terlebih dulu memikirkan pendidikan serta pemeliharaan anak-anaknya ketimbang yang lain. Jika merasa tidak sanggup, seyogianya mereka berusaha mempelajarinya atau mencari suami yang memperhatikan masalah tersebut. Sungguh keliru jika kita mengatakan bahwa ketika ingin menikah dan menjadi ibu, kaum perempuan tak perlu sibuk mempelajari metode pendidikan dan pemeliharaan anak. Toh, mereka akan mempelajari semua itu setelah melahirkan.
Apabila kita tidak berusaha mencegah terjadinya kesalahan yang dilakukan kaum perempuan setelah menikah, niscaya jasmani anak-anak yang terlahir kelak akan rusak.
Kaum perempuan yang selama bertahun-tahun mempelajari berbagai rahasia pendidikan(anak) niscaya akan mampu mendidik dan memelihara anaknya. Dalam kadar tertentu, setiap ibu wajib mempelajari ilmu jiwa, serta metode mengajar dan mendidik anak. Ketidaktahuan kaum ibu tentang masalah-masalah pendidikan akan memicu timbulnya berbagai kendala kejiwaan. Dengan demikian, wawasan pengetahuan kaum ibu yang berkenaan dengan mendidik (anak), niscaya akan mencegah timbulnya peristiwa kemanusiaan yang bersifat tragis, sekaligus mencegah munculnya penyakit kejiwaan dan sosial.
Mengatur Rumah Tangga dan Keterampilan
Kaum ibu harus memahami bagaimana cara serta mengatur rumah tangganya. Sebabnya, keselamatan serta masa depan anak amat berkaitan dengan sistem kebersamaan yang dijalankan, perawatan kebersihan, dan penyusunan perabotan rumah tangga. Apabila keadaan rumah ditata dengan baik niscaya anak-anak kerasan tinggal di rumah.
Kalau kaum ibu memiliki keterampilan tertentu, umpama menjahit, tentu keadaan rumah akan nampak indah dan nyaman. Seorang ibu yang baik seyogianya mengasah kemampuan dan keterampilannya dalam melakukan berbagai pekerjaan sederhana. Selain menciptakan ketenangan dan kejernihan berpikir segenap anggota keluarga, hal itu juga bermanfaat bagi perekonomian rumah tangga.
Dr. Ali Qaimi - Buaian Ibu antara Surga dan Neraka
Comments