top of page

Jenis-jenis Kesabaran dan Tingkatannya



Perilaku sabar merupakan perilaku terpuji yang mendatangkan kemuliaan di mata Allah ﷻ. Hal ini tertuang dalam banyak ayat dan hadis, di antaranya;


Allah Swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)


Rasulullah ﷺ bersabda: “Sabar itu ada empat: sabar dalam menjalankan kewajiban, sabar dalam menghadapi musibah, sabar menghadapi gangguan manusia dan sabar dalam kefakiran. Sabar dalam menjalankan kewajiban adalah taufik, sabar dalam menghadapi musibah berpahala, sabar dalam menghadapi gangguan manusia adalah cinta dan sabar dalam kefakiran adalah ridla Allah Swt.



Berdasar riwayat di atas, para ulama akhlak menyebutkan bahwa sabar memiliki sejumlah tingkatan, di antaranya:


Tingkat pertama adalah bersabar untuk tidak terlalu terbuai dengan kesenangan, seperti sehat, sukses, memperoleh harta, kedudukan, banyak kerabat, dan lainnya. Dalam hal ini, seorang hamba harus bersabar untuk mengendalikan diri dan bersungguh-sungguh agar tidak sampai berlebih-lebihan.


Tingkat kedua adalah bersabar dalam berbuat taat kepada Allah Swt. Ini tidak mudah dilakukan. Sebab sudah jadi watak manusia untuk tidak suka pada ketaatan, dan sebaliknya amat menyukai dipuja oleh selainnya. Karena itu, dikatakan bahwa kebanggaan Firaun selalu tersembunyi selama tidak diperlihatkannya. Namun kemudian tercipta kesempatan baginya untuk memperlihatkannya bila ada kesempatan.


Bersabar dalam ketaatan kepada Allah Swt harus dilakukan sebelum, sesudah, atau saat menjalankan ketaatan. Adapun sabar sebelum melakukan ketaatan haruslah disertai niat. Sementara bersabar ketika melakukan ketaatan dilakukan agar tidak riya dan lalai dalam menyebut nama Allah Swt. Adapun bersabar setelah melakukan ketaatan dilakukan dengan menjauhi sifat sombong atau sejenisnya yang dapat merusak pahala ketaatan.


Tingkat ketiga adalah bersabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Kesabaran ini sangat dibutuhkan manusia. Sebab kebanyakan maksiat, seperti berbohong, mengumpat, mengadu domba, dan lain-lainnya sudah menjadi kebiasaan semua orang. Bahkan sudah menjadi karakter yang melekat kuat pada diri mereka. Jika kebiasaan tersebut menyatu dengan keinginan, maka bala tentara setan dan bala tentara Allah Swt akan bertarung sengit. Dan tatkala perbuatan dosa terasa lebih enak, kesabaran tentu akan sulit diwujudkan.



Tingkat keempat, bersabar untuk tidak melakukan sesuatu walaupun mampu melakukannya, seperti dalam menghadapi seseorang yang menyakitinya lewat perbuatan atau perkataan. Bersabar dalam hal ini (tidak berkeinginan membalasnya) merupakan sikap yang amat baik dan terpuji. Serahkan segalanya kepada Allah sebaik-baik Pemberi Balasan di dunia sebelum balasan akhirat. Dan Dialah sebaik-baik penolong bagi orang yang teraniaya.


Tingkat kelima adalah bersabar terhadap sesuatu yang terjadi di luar kemauan sendiri, baik pada awal mulanya maupun sesudahnya. Seperti tertimpa cobaan dengan meninggalnya para kekasih dan kerabat, hilangnya harta, jatuh sakit, buta, cacat, jatuh miskin, dan musibah sejenis lainya. Bersabar dalam menghadapi cobaan seperti itu sulit sekali dilakukan, namun pahalanya juga sangat besar. Allah Swt berfirman: “...Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna Lillahi wa inna ilaihi rajji'un. Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-Baqarah: 156-157)


Semoga kita senantiasa dikaruniai oleh Allah Swt dengan berbagai jenis kesabaran. Karena dengan bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan akan mengangkat derajat kita sebagai manusia.


Dana Mustadhafin


Comments


bottom of page