Kebahagiaan secara umum adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan, ketentraman hidup secara lahir dan batin. Lalu apa makna hakiki kebahagiaan menurut Islam? Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya menjelaskan secara rinci hakikat kebahagiaan yang diperoleh seorang muslim. Berikut kami kutipkan berbagai riwayat yang terkumpul dalam kitab Mizanul Hikmah tentang kebahagiaan.
Rasulullah ﷺ bersabda: "Empat hal termasuk di antara kebahagiaan seseorang, yaitu sahabat-sahabat yang saleh, anak yang berbakti, istri yang taat, dan sumber penghidupannya berada di negerinya sendiri.”
Sayidina Ali berkata: “Kosongnya dada dari dendam dan dengki termasuk di antara kebahagiaan seorang hamba. Dan di antara kebahagiaan seseorang itu adalah beroleh taufik untuk beramal saleh.”
Orang yang Paling Berbahagia
Rasulullah ﷺ bersabda: “Orang yang paling berbahagia adalah orang yang bergaul dengan orang-orang mulia.”
Mengenai orang yang paling berbahagia Sayidina Ali mengatakan dalam banyak hadis:
“Orang yang paling berbahagia adalah orang yang meninggalkan kesenangan yang sirna (dunia) untuk (beroleh) kesenangan yang kekal (surga).”
Baca juga: Sebaik-baik Umat
“Sesungguhnya orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang menjauhi sesuatu yang diketahui bahayanya. Dan sesungguhnya orang yang paling sengsara adalah orang yang menuruti hawa-nafsunya.”
“Orang yang paling besar kebahagiaannya adalah orang yang paling banyak kezuhudannya di antara mereka.”
“Tidak ada yang dapat menolongmu untuk memperoleh kebahagiaan kecuali dengan kehalusan (budi).”
“Orang yang paling berbahagia adalah orang yang mengetahui keutamaan kami (Ahlulbait), mendekatkan diri kepada Allah dengan (perantaraan) kami, tulus dalam mencintai kami, mengerjakan apa yang kami anjurkan, dan meninggalkan apa yang telah kami larang. Maka, itulah orang yang (termasuk) dari golongan kami, dan dia akan berada di tempat kediaman (surga) bersama kami.”
Hal yang Mendatangkan Kebahagiaan
Mengenai hal yang mendatangkan kebahagiaan Sayidina Ali juga berkata dalam banyak hadis:
“Beramallah kalian dengan ilmu, niscaya kalian akan berbahagia.”
“Duduklah kalian dengan para ulama, niscaya kalian akan bahagia.”
"Dalam berpegang teguh pada kebenaran itu terdapat kebahagiaan.”
"Barangsiapa melakukan introspeksi terhadap dirinya, niscaya dia akan berbahagia.”
“Barang siapa menekan nafsunya untuk memperbaikinya, niscaya dia akan berbahagia. Dan barang siapa mengabaikan nafsunya, niscaya dia akan sengsara dan binasa.”
Perintah Membahagiakan Seorang Mukmin
Kita sebagai muslim juga diperintahkan untuk memasukkan kebahagiaan dalam hati saudara-saudara kita. Dalam sebuah hadis Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat sebuah rumah bernama rumah kebahagiaan. Tidak seorang pun yang memasukinya kecuali orang yang membahagiakan anak-anak yatim dari kalangan orang-orang mukmin.”
Baca juga: Hubungan Persaudaraan dalam Islam
Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa membuat bahagia seorang mukmin, telah membuatku senang; dan barang siapa membuatku senang, berarti telah membuat senang Allah.”
Sayidina Ali ra juga berkata: “Demi Zat Yang pendengaran-Nya meliputi segala suara, siapa saja yang memasukkan kebahagiaan dalam hati, niscaya Allah akan menciptakan untuknya kelembutan; dan jika menimpa kepadanya musibah, kelembutan akan mengalir kepadanya, sebagaimana mengalirnya air di permukaan tanah yang landai, yang lantas menghalau musibah itu darinya, sebagaimana dihalaunya unta liar.”
Sayidina Ja'far Shadiq berkata: “Janganlah salah seorang di antara kalian menganggap memasukkan kegembiraan dalam hati seorang mukmin hanya berlaku untuknya (orang mukmin tersebut) saja. Demi Allah, dia juga telah memasukkan kegembiraan itu dalam hati kami, dan bahkan, demi Allah, ke dalam hati Rasulullah ﷺ.”
Dana Mustadhafin
댓글