top of page

Evaluasi Diri dengan Bermuhasabah

Diperbarui: 7 Des 2021



Barang siapa melakukan introspeksi diri, niscaya dia mengetahui aib-aib dan dosa-dosanya, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya dan memperbaiki aib-aibnya.” – Sayidina Ali bin Abi Thalib


Melakukan introspeksi diri adalah hal yang sangat dianjurkan dalam Islam, di Islam metode ini disebut dengan muhasabah. Dengan bermuhasabah, maka akan lebih bisa mengenal setiap perbuatan yang telah dilakukan, apabila salah maka akan segera bertaubat untuk memperbaiki diri, apabila yang dilakukannya sudah benar maka berusaha dan meminta kepada-Nya agar diberi ke-istiqomah-an. Oleh karena itu, muhasabah dapat menjadi tolok ukur untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi serta dapat memperbaiki apapun yang masih dirasa kurang dalam dirinya.



Allah ﷻ berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. al-Hasyr: 18]


Rasulullah ﷺ bersabda: “Hitunglah amal diri kalian sebelum amal kalian dihitung. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang, bersiap-siaplah kalian untuk menghadapi pemeriksaan yang terbesar (di Hari Kiamat)."


Sayidina Ali berkata: “Catatlah diri kalian dengan muhasabah dan kuasailah ia dengan perlawanan (terhadap ajakan hawa nafsu). Barang siapa menghitung perbuatannya, niscaya dia beruntung. Barang siapa lalai darinya, niscaya dia merugi. Dan barang siapa takut (kepada Allah), niscaya dia aman (dari siksa-Nya).


Sayidina Ali as-Sajjad berkata: “Hai anak Adam, sesungguhnya kamu akan senantiasa berada dalam kebaikan selama kamu menjadi penasihat bagi dirimu sendiri dan kamu senantiasa memperhatikan muhasabah.”



Sayidina Musa al-Kazhim berkata: “Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak melakukan introspeksi diri setiap hari. Yaitu (dalam introspeksi itu), jika (dia dapati dirinya) telah melakukan kebaikan, maka dia meminta tambahan kebaikan kepada Allah dan memuji-Nya akan nikmat itu; dan jika dia (dapati dirinya) telah melakukan keburukan, maka dia memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.


Dari berbagai riwayat di atas, jelas bahwa muhasabah adalah perintah yang luar biasa agar kita menjadi hamba yang lebih baik untuk bersiap menghadapi perhitungan yang sesungguhnya di Yaumul Mizan (Hari Perhitungan). Metode ini juga dapat menjadi rem yang ampuh untuk mencegah kita dari berbuat maksiat.


Dana Mustadhafin


Comments


bottom of page