top of page

Cara Memperlakukan Anak di Fase Tujuh Tahun Ketiga


Tahapan tujuh tahun ketiga dimulai sejak umur 15 tahun. Pada tahapan pra­remaja ini disebabkan pertambahan usianya (yang sekarang telah memasuki masa puber), anak memiliki keinginan dan kecenderungan yang berbeda-beda dan bahkan kadang saling berlawanan.



Di satu sisi, hal itu dikarenakan rasa egoisnya yang masih bersifat kekanak-­kanakan. Dia ingin berhubungan dengan semua temannya, baik yang sebaya ataupun yang tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Sementara itu, dalam waktu yang bersamaan, juga menyukai kesendirian yang tanpa teman.


Anak yang kemarin periang dan lincah kini berubah menjadi remaja yang sangat perasa dan perubahan yang terjadi secara cepat dalam dirinya (munculnya tanda-tanda puber, seperti terjadinya perubahan suara, tumbuhnya rambut pada tempat-tempat tertentu, haid, dan seterusnya) sangat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Demikian pula, seiring telah munculnya kekuatan biologis dalam dirinya, muncul pulalah perasaan yang khusus terhadap lawan jenisnya.



Remaja pada masa ini sangat perasa dan mudah tersakiti, tetapi dalam waktu cepat akan berubah ketika berhadapan dengan orang lain. Terkadang dia menyendiri dan terhanyut dalam pikiran-pikirannya sendiri. Tetapi, pada waktu lain, justru sibuk memikirkan pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.


Pada kesempatan lain, dia sibuk bergaul dengan teman-teman sebayanya. Baginya, teman-temannya adalah contoh, teladan, dan favoritnya. Dari tingkah laku, penampilan, hingga gaya bicara mereka menjadi cermin baginya. Di sisi lain, tuntutan masyarakat akan munculnya peran dirinya dalam lingkungan masyarakat mulai menggelisahkannya sehingga kekuatan luar biasa yang terpendam di dalam dirinya seperti hendak dia tampakkan keluar. Dari sinilah, dia akan mencoba memperlihatkan minat, kesenangan, dan kecenderungan pribadinya terhadap sesuatu pada setiap perbuatannya.



Dia akan menampilkan kejatidiriannya dengan memperlihatkan kepada kelompok tempat dia telah menyatu di dalamnya. Biasanya dia menginginkan terjun ke dalam kelompok tertentu dan mengambil peran serta tanggung jawab di dalamnya.


Keadaan dan kepribadiannya senantiasa berubah. Terkadang dia tidak percaya sama sekali pada orang lain dan sering kali tidak mempunyai kesabaran dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya sehingga terkadang meninggalkan begitu saja separuh pekerjaannya tanpa mau menyelesaikannya.



Pada masa yang teramat peka dan kritis ini, sudah sehausnyalah orang-orang terdekat, khususnya orang tua melakukan pendekatan dengan kelembutan dan kasih sayang. Rasulullah Saw mengatakan dalam salah satu hadisnya: "Aku berpesan kepada kalian, berlakulah lemah lembut terhadap para remaja karena mereka pada masa ini sangat lembut hatinya."


Jadi, hendaklah kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan para remaja jangan terlalu diperhatikan dan diambil hati. Pada masa ini, usahakan untuk senantiasa dekat dengan mereka, paling tidak lakukanlah sekali waktu bersama mereka, bertukar pikiran, bertukar perasaan, dan mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan rohani mereka dengan penuh kasih sayang.


Pada akhirnya peran orang tua pada masa remaja, apabila dilakukan secara benar, akan membuat remaja secara bertahap meninggalkan sifat-sifat masa kekanakannya dan menampakkan sifat-sifat kedewasaannya. Rasulullah saw mengibaratkan masa ini dengan kalimat wazir, yaitu setelah peran ketaatan dilalui, sekarang mereka memasuki peran sebagai seorang wazir yang memiliki tanggung jawab dalam keluarga.



Anak sebelum masa balignya belum memiliki tanggung jawab dalam lingkungan keluarga tetapi, ketika telah mencapai usia balig, dia telah harus siap menerima tanggung jawab dan mengemban sebagian pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam keluarga. Paling tidak, dia telah bisa dijadikan tempat bertukar pikiran dan telah mampu diajak bermusyawarah, perkataannya pun dapat diperhitungkan dalam mengambil rencana atau keputusan di dalam lingkungan keluarga. Orang tua harus juga menghargai privasi yang dimilikinya.


Pada masa ini kecenderungan remaja di dalam lingkungannya terhadap agama semakin menguat. Semangat keberagamaannya mencuat keluar dengan amat kentara. Oleh karena itu, masa ini merupakan waktu yang tepat untuk menyediakan media dan sarana yang mendukung ke arah tersebut sehingga para remaja secara sempurna dapat mengenal akidah serta hukum-hukum agama.



Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka jelas sudah, apa yang menjadi tugas para orang tua terhadap remaja mereka pada masa ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa para orang tua harus bertanggung jawab terhadap dirinya terlebih dahulu. Yang artinya, sebelum terjun ke dalam kehidupan anak, mereka harus memperbaiki diri mereka terlebih dahulu, membersihkan hati mereka, dan menghilangkan sifat-sifat tercela dari diri mereka untuk kemudian baru memasuki tahapan berikutnya, yaitu membimbing dan terjun ke dalam kehidupan anak.


*Reza Farhadian - Menjadi Orang Tua Pendidik

Comments


bottom of page