Dikisahkan di masa Rasulullah ﷺ hiduplah seorang lelaki yang selalu bertawakal kepada Allah Swt. Biasanya, dia pergi dari Suriah menuju Madinah untuk berniaga. Suatu hari, seorang perampok menghadangnya di tengah jalan dan mengancamnya dengan pedang.
Dengan tanpa rasa takut pedagang itu berkata: “Hal perampok! Jika engkau menginginkan hartaku, aku bersedia menyerahkan seluruh hartaku padamu, namun janganlah engkau membunuhku.”
Perampok itu berkata: “Aku harus membunuhmu Jika tidak, kamu pasti akan menyebarkan rahasiaku.”
Baca juga: Bersyukur, Kunci Meraih Keridhaan Allah
Pedagang itu sadar bahwa dia akan dibunuh. Lalu, dia berkata pada perampok itu: “Berilah aku waktu untuk mengerjakan salat dua rakaat.”
Perampok itu mengabulkan permintaannya. Kemudian, pedagang itu mulai mengerjakan salat dan mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata: “Ya Allah, aku mendengar dari rasul-Mu bahwasannya beliau bersabda, 'Barang siapa yang bertawakal pada Allah dan mengingat nama-Mu, maka dia akan aman dan selamat.’ Oleh karena itu, berilah aku pertolongan di gurun ini. Sesungguhnya aku tidak memiliki penolong selain Engkau dan aku berharap pada kemurahan-Mu.”
Setelah pedagang itu mengucapkan kalimat-kalimat ini dan menenggelamkan diri dalam lautan tawakal, tiba-tiba muncul seorang lelaki mengenakan serban hijau dengan menunggangi seekor kuda. Perampok itu menghunus pedangnya dan menghadang penunggang kuda misterius itu. Dengan satu tebasan pedang, perampok itu berhasil dilumpuhkan. Kemudian, penunggang kuda itu mendekati sang pedagang dan dengan penuh hormat berkata: “Wahai orang yang bertawakal kepada Allah Swt! Aku telah membunuh musuhmu. Dan Allah Swt telah menyelamatkanmu dari kejahatan orang ini.”
Pedagang itu bertanya: “Siapakah Anda? Dan mengapa Anda menyelamatkanku di gurun ini?”
Baca juga: Menjaga Nikmat Allah Sebelum Dicabut
Penunggang kuda itu berkata: “Aku adalah (wujud) tawakal dan keikhlasanmu. Allah Swt menciptakanku dalam bentuk malaikat dan aku berada di langit bersama malaikat Jibril. Ia (Jibril) mengatakan padaku, ‘Temanmu berada dalam kesulitan untuk menghadapi musuhnya. Binasakanlah musuhnya!’ Karena inilah aku segera turun ke bumi untuk menyelamatkanmu.”
Seketika itu pula, pedagang itu menjatuhkan tubuhnya dan bersujud di atas tanah sebagai tanda syukur pada Allah Swt. Penunggang kuda itu pun menghilang. Pedagang itu datang ke Madinah dan menceritakan apa yang terjadi kepada Rasulullah ﷺ.
Nabi ﷺ kemudian bersabda: “Benar, seperti inilah tawakal. Tawakal menghantarkan manusia ke puncak bahagia. Derajat tawakal adalah derajat para nabi, para kekasih Allah Swt, dan para syuhada. Hasil tawakal adalah kedekatan pada Allah Swt.”
Dana Mustadhafin
Comments