top of page

Apa Manfaat Doa?

Diperbarui: 7 Des 2021



Bagi mereka yang tidak mengenal hakikat doa dan dampak edukatif serta psikologis yang dihasilkan doa akan senantiasa melontarkan berbagai macam sanggahan terhadap masalah ini. Terkadang mereka malah mengatakan bahwa doa merupakan faktor yang melumpuhkan manusia, menurutnya mereka seharusnya melakukan usaha, memanfaatkan sains dan teknologi, serta mengisi kesuksesan yang dicapai, bukan malah membuat orang menengadahkan tangan tak berguna.


Mereka yang melontarkan kritikan dan sanggahan semacam ini sebenarnya telah lalai dengan kenyataan psikologis, sosial, budaya, pendidikan, aspek spiritual doa dan ibadah. Karena pada dasarnya, untuk meningkatkan kemauan dan menghilangkan segala kegelisahan, manusia membutuhkan kehadiran sebuah tempat yang bisa dijadikan media untuk menyandarkan dan menggantungkan kepercayaannya. Doalah yang akan menyalakan pelita harapan ini dalam dirinya.



Menurut Prof. Nasir Makarim, masyarakat yang melupakan doa dan ibadah, pastilah akan berhadapan dengan reaksi yang tidak sesuai dengan psikologi sosial. Mereka yang setuju dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh doa, sebenarnya tidak memahami hakikat doa. Karena doa bukanlah berarti kita menyingkirkan dan melepaskan tangan dari segala media eksternal dan faktor-faktor alami, lalu menggantikannya dengan berdoa. Maksud dari doa adalah setelah melakukan segala usaha dalam menggunakan seluruh fasilitas yang ada, baru kita menengadahkan tangan untuk berdoa. Berdoa akan menghidupkan semangat harapan dan gerak dalam diri kita dengan memberikan perhatian dan menyandarkan diri hanya kepada Allah Swt. Lalu kita memohon bantuan dari Sebab Utama Yang Tak Terbatas ini.


Selain akan memberikan ketenangan, doa juga akan menghidupkan gairah batin dalam aktivitas otak manusia, dan terkadang pula akan menggerakkan hakikat kepahlawanan dan keperkasaan. Doa akan menampakkan karakternya dengan indikasi-indikasi yang sangat khas dan terbatas dalam diri setiap orang. Doa akan menampakkan kejernihan pandangan, keteguhan perbuatan, kelapangan dan kebahagiaan batin, wajah yang penuh keyakinan, dan potensi hidayah.


Dari penjelasan di atas, menjadi jelas pula jawaban atas sanggahan di atas. Karena sebagaimana yang telah dijelaskan, doa merupakan usaha untuk mencari kemampuan mendapatkan berkah yang lebih banyak dari-Nya. Dengan kata lain, dengan perantara doa, manusia akan menemukan perhatian yang lebih banyak untuk memahami berkah Allah Swt, jelas bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan yang lebih banyak adalah penyerahan diri pada hukum-hukum penciptaan itu sendiri, bukan malah menjadi satu hal yang bertentangan dengannya. Selain itu semua, doa merupakan ibadah, kerendahan hati dan penghambaan.


Dengan perantara doa, manusia akan menemukan perhatian baru terhadap Zat Allah. Sebagaimana seluruh ibadah mempunyai pengaruh yang mendidik, doa pun mempunyai pengaruh yang demikian pula. Apabila dipertanyakan, “Doa berarti campur tangan di dalam pekerjaan Allah. Padahal, Allah akan melakukan apapun yang menurut-Nya bermaslahat,” Mereka tidak memerhatikan bahwa karunia Ilahi akan diberikan berdasarkan kelayakan yang dimiliki oleh setiap orang. Semakin besar kelayakan seseorang, maka ia akan mendapatkan karunia Allah secara lebih banyak pula.



Sayidina Jafar Shadiq dalam salah sebuah riwayat berkata: “Di sisi Allah Swt terdapat sebuah kedudukan di mana seseorang tidak akan sampai ke sana tanpa melakukan doa.


Ketika kita melakukan doa, maka sebenarnya kita menciptakan hubungan dan interaksi dengan sebuah kekuatan tak terbatas tempat bergantungnya seluruh makhluk. Saat ini, di dalam psikomedis yang merupakan ilmu modern, segala sesuatu diajarkan sebagaimana para Nabi telah mengajarkannya. Mengapa? Karena di dalam psikomedis ini telah ditemukan bahwa doa, salat dan iman yang kuat terhadap agama akan menghilangkan kegelisahan, ketegangan dan kekuatan-kekuatan yang merupakan penyebab dari separuh kegundahan-kegundahan yang ada.


Dana Mustadhafin


Comments


bottom of page