Agama Islam begitu menghargai dan menyayangi anak-anak yatim. Seorang individu yang menghardik seorang anak yatim piatu dicap sebagai pendusta agama yang ancamannya berupa api neraka dan termasuk dosa paling berat dalam Islam. Hal ini ditegaskan dalam Alquran surah al-Ma'un ayat 1-3.
“Tahukah kamu individu yang mendustakan agama, itulah individu yang menghardik seorang anak yatim piatu, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada individu miskin.”
Tidak hanya menafkahi lahiriahnya, sebagai sesama muslim kita juga harus memberikan kasih sayang kepada anak yatim.
Rasulullah saw bersabda, “….Barangsiapa yang mengusap kepala seorang anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada seorang anak yatim piatu perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia di surga.”
Kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali dalam Alquran yaitu 8 dalam bentuk tunggal, 14 dalam bentuk jamak dan 1 dalam bentuk dua (mutsanna). Alquran secara tegas mengatakan anak yatim adalah sosok yang harus dikasihi, dipelihara dan diperhatikan. Bahkan seorang yang menyantuni yatim mendapatkan predikat abror dari Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya;
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS. al-Insan: 5-6).
Begitu tingginya Allah Swt memposisikan anak yatim, hingga predikat abror disematkan untuk muslimin yang menyantuninya. Individu yang menolong anak-anak yatim dalam berbagai bentuk kepedulian nyata merupakan ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah.
Untuk mencapai predikat atau derajat tersebut tentu bukan hanya sebatas bersimpati saja, lalu menolongnya jika sedang sempat dan senggang. Tetapi dengan cara memberdayakannya, atau mengasuhnya.
Nah, begitu tinggi kan posisi yatim di mata agama, bahkan seorang yang menghardiknya dianggap Allah Swt sebagai pendusta agama. Dengan membantu, menyayangi dan menyantuninya kita telah meniru sifat Mahasayang Allah, dan tentu ini akan menjadi investasi besar kita sebagai bekal yang akan menemani kita di akhirat nanti.
Untuk membantu dan memberdayakan mereka, Yayasan Dana Musthadhafin dapat membantu Anda menunaikan anjuran agama yang teramat mulia ini. Salurkan bantuan anda melalui rekening:
BCA 375 303 8198 MANDIRI 070 00 06600576 a.n Yayasan Dana Mustadhafin
Commentaires